MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS SCL
Ada
beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan pada saat ini yang berbasis
pada Student Centered Learning (SCL).
Model SCL sangat digemari karena berbagai alasan, diantaranya:
1. diterimanya pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran;
2. adanya pergeseran paradigma pengajaran ke pembelajaran;
3. adanya pergeseran dari teacher oriented ke student oriented;
4. adanya pergeseran dari orientasi hasil ke proses
pembelajaran;
5. diterimanya konsep pendidikan sepanjang hayat;
6. diterimanya konsep multiple
intelligence;
7. semakin mudah dan murahnya akses informasi melalui
jaringan dan perangkat TI;
8. tersedianya buku-buku referensi yang mudah diperoleh. .
Perlu
diingat bahwa sebaik apapun model pembelajaran tersebut secara teoretik, tetapi
keberhasilannya dalam membantu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi
peserta didik sangat tergantung pada kepiawaian guru dalam menerapkannya.
Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran di Jepang
terutama disebabkan oleh peranan guru yang mampu memilih strategi pembelajaran
yang efektif termasuk di dalamnya memilih model pembelajaran (Aleks Masyunis,
2000). Guru memberikan warna dan nilai terhadap model yang diterapkan.
Berikut
ini akan disajikan beberapa contoh model pembelajaran yang berbasis pada SCL.
Contoh suatu model tidak harus ditiru 100% oleh guru, tetapi guru harus dapat
memodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan fasilitas yang
tersedia di sekolah. Dengan demikian penerapan model pembelajaran tidak membatasi
kreativitas guru dalam menjalankan tugasnya, tetapi tetap mampu mengikuti
perkembangan dunia pendidikan yang digelutinya.
Berbicara
mengenai proses pembelajaran di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi
bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Mengapa
demikian? Ya, karena kenyataan menunjukkan banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap
materi ajar yang diterimanya, tetapi mereka tidak memahaminya. Sebagian peserta
didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/ dimanfaatkan. Selain itu,
peserta didik kesulitan memahami konsep yang diajarkan hanya dengan metode
ceramah, apalagi jika konsep yang diajarkan sangat abstrak. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat
memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat pada
umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja.
Banyak
pertanyaan muncul di diri guru yang berkeinginan untuk membantu masalah yang
dihadapi peserta didiknya tersebut, seperti:
1. Bagaimana
menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di
dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua peserta didik dapat menggunakan
dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut ?
2. Bagaimana
setiap bagian mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan
dan membentuk satu pemahaman yang utuh ?
3. Bagaimana
seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didiknya yang selalu
bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan
dari apa yang mereka pelajari ?
4. Bagaimana
guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari peserta didiknya,
sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengaitkannya
dengan kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama
hidupnya ?.
Semua pertanyaan itu merupakan tantangan bagi guru untuk
selalu berusaha dan berusaha agar dapat menemukan solusi yang paling tepat
untuk mengatasinya. Penga-laman di negara lain menunjukkan bahwa minat dan prestasi peserta didik dalam bidang matematika, sains, dan
bahasa meningkat secara drastis
pada saat:
1.
Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara
informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah
mereka miliki atau mereka kuasai.
2.
Mereka diajarkan bagaimana mereka mempelajari
konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat digunakan di luar kelas.
3. Mereka diperkenankan untuk
bekerja secara bersama-sama (cooperative).
Hal itulah yang merupakan jiwa
dan inti pokok dari penerapan model pembelajaran berbasis CTL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar